Senin, Maret 31, 2008

Rahasia Ketakutan

Ketika benar dan salah dipermasalahkan, dimana aku saat itu ? haruskah aku berdiri diantaranya. menanggung akibatnya sebelum ku akui jika memang ku salah. sebelum kau salah memilih, kau telah mendahului menghukumku. Kau buat aku menderita, engkau seolah ingin melihat airmataku, bersujud padamu dan mengharap belaskasihmu ?
28 Januari 2006_22:56

Keberanian menguasai daya pikir dan sikapku, tak bimbang lagi dengan lakuku. Lakukan saja apa yang ku pikirkan, hati sejalan.
Tapi bagaimana selayaknya ku tempatkan diri, tepat pengucapan dan pengakuan. Diam. Menyelinapkan Kebohongan dengan anggukan sebagai sandaran dari prasangka. Bersembunyi di balik bayanganku sendiri, dalam naungan misteri yang samar yang malah kadang menakutiku.
Ketakutanku semakin menjadi-jadi, aku merasa menjadi seorang yang angkuh namun aku sendiri takut pada kekalahan karena kesalahanku sendiri. Tidakkah raut wajah dan sorot mata ini kau baca ? Ketakutanku terlukis dalam sikap, tergambar dalam ucapku, andai kau bisa rasakan auraku pekat, tak berwarna tak juga berbentuk, cacat.
Rahasia tetaplah menjadi misteri yang sekian waktu takkan tersibak, sekian waktu itu pula ku tetap memberanikan diri untuk menyombongkan keberanian.
Menang dan kalah itu seperti hidup dan mati. menaklukannya atau lebih baik mati, hidup dengan keberanian atau berani mati.
29 Januari 2006_01:12

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda