Sabtu, Maret 29, 2008

Mencintaimu Sepenuhnya


Mencintaimu Sepenuhnya

Orang yang mencintai, maka ia akan hidup. Merugilah orang yang tak mengerti arti cinta dan tak merasakannya, cinta adalah kedahsyatan dalam kenikmatan, bingung dalam kenikmatan. Cinta adalah kelembutan yang tertanam dalam hati untuk memahami maksudnya.

Adam orang yang mencintai kekasihnya, pasti ia akan selalu membenarkan apa yang di katakan kekasihnya. Orang yang bahagia dengan kekasihnya, ia akan rela dengan apa yang di lakukan oleh kekasihnya.
Orang yang merindu pada kekasihnya, ia akan sungguh-sungguh untuk mendapatinya.

Aku sendiri seperti tak biasanya, sungguh kerinduan dan hasrat yang menjadikan aku seperti ini. Demi cinta dan rinduku, andai saja antara aku dan kekasihku terbentang lautan api, niscaya aku akan melewatinya lantaran besarnya rinduku padanya. Ku tak takut mati demi kekasihku, hanya orang yang ragu yang takut mati dan membenci kematian.

Aku merasa senang bila bertemu dengannya, aku lebih memilih dia melebihi siapapun, bahkan diriku sendiri. Aku ingin selalu bersamanya, akan ku tinggalkan semuanya. Hati dan lisan ini tak pernah lepas darinya. Hatiku telah melebur karena kecintaanku padanya.

Aku mencintai dia, sungguh-sungguh. Tak sedikitpun ku merasa senang kala jauh darinya. justru aku tertimpa kesedihan yang dalam jika sekejap saja ku melewatkannya. Aku tak merasa sedih atas apa yang tak bisa ku dapat, pun sampai aku kekurangan, asalkan aku tetap bersamanya, mendapatkan cintanya.

Bagimu segala sesuatu yang terampuni
Selain keberpalinganku
Ku telah memberikan apa yang tertinggal kepadamu
dan yang tersisa adalah apa yang tertinggal dariku

Seseorang akan merasakan nikmatnya kebahagiaan cinta pada saat cinta itu murni dan tulus dalam kebersamaan, ketika berjuta kepedihan hanya menjadi satu kesedihan saja.

Cinta adalah kecenderungan yang terus-menerus dengan hati yang bingung. Adalah bersangkutan seolah-olah menjadi budak bagi kekasihnya hingga tak memiliki apapun dengan melalaikan bagian-bagian dan melepaskan sifat-sifat pribadinya.

Cinta tersimpan dalam hati, seperti percikan api dalam senapan. Bila di nyalakan maka api itu akan terlihat, tapi bila melalaikannya maka api cinta itu padam.

Cinta itu lebih lembut untuk bisa diliputi oleh ungkapan apapun dan lebih lembut dari sesuatu yang bisa tersentuh oleh isyarat. Mengulur-ulur cinta kadang lebih nikmat daripada langsung tersambung. Kesewenangannya terasa lebih manis dari keadilan, kesulitannya lebih indah daripada kemudahannya, terhalangnya cinta kadang lebih diinginkan daripada kemudahan mendapatkannya.

Miki Khulwatun
Sabtu, 24 Maret 2007

dari buku : Tasawuf_Al Ghazali

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda