Sabtu, Maret 29, 2008

Mencintaimu


"Mencintaimu, seumur hidupku. Selamanya setia menanti. Walau di hati saja, seluruh hidupku, selamanya kau tetap milikku. Hanya satu yang tak mungkin kembali, hanya satu yang tak pernah terjadi, segalanya teramat berarti di hatiku, selamanya."

Lagu itu sering bikin aku nangis, dalem banget tuh lagu, membius. Tapi memang cinta terasa lebih dalam dan semakin dalam bila di sertai dengan tetesan air mata.

Miki Khulwatun...

Bilakah memang harus terjadi, terjadilah
Dengan setiap pertanda tang telah nyata di hadapanku
Mimpi-mimpi buruk dan firasat yang menyilaukan mata.
Bila memang harus terjadi, tak perlu menghambatnya
Perubahan kan tetap terjadi meski terlambat
Aku siap memaksakan diri untuk menghadapinya.
Kapankah tiba waktunya, perubahan
Perbedaannya ciptakan keraguan kini
Bantah pengertian dan tepis rasa saling percaya.
Kita tak mampu untuk merubah perbedaan
Meski cinta tak pudar namun cinta kini tinggal kenangan.
Pergilah, perpisahan kita untuk mengalahkan perbedaan
setelah kita berpisah, tak ada lagi perbedaan yang selalu kita permasalahkan.
Bukankah itu yang mereka mau dari kita.***

Isak melantun sepanjang malam, menyesakkan dada mengingat semua. Menyesal.
Kemarahan membuka gerbangnya, terlihat semua apa yang selama ini kau sembunyikan dariku. Aku kini lebih mengenalmu, lebih jauh. Lebih mencekam, tapi malam ini juga harus terselesaikan semua agar jangan ada benci setelah tangis ini, setelah pagi nanti, setelah sejuta penyesalan dalam hati dan kata maaf.
Ini berbeda sekali dengan prasangka kemarin, ketika ku selalu bilang : "semua akan baik-baik saja !" Kini lain, tak ada lagi pelukan untuk resapkan airmata, untuk benamkan pedih. Untuk saling membaca diri, untuk menjadi diri sendiri. Membaca perasaan dari ketulusan permintaan maaf. Dan untuk itu, aku tetap mencintai kamu.

9 Januari 2006_01:06

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda