Selasa, April 08, 2008

Doaku

Doaku

Dalam doaku pagi ini kau menjelma langit
yang semalam tak memejamkan mata
yang meluas bening siap menerima cahaya pertama
yang melengkung hening karena akan menerima suara-suara.

Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang hijau senantiasa
yang tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan musykil
kepada angin yang mendesau entah darimana.

Dalam doaku sore ini, kau menjelma seekor burung gereja
yang mengibas-ngibaskan bulunya dalam gerimis
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu bunga jambu
yang tiba-tiba gelisah dan terbang lalu hinggap di dahan mangga itu.

Senja ini, dalam doaku kau menjelma angin
yang turun sangat perlahan dari nun disana
yang berjingkat di jalan kecil itu, menyusup di celah-celah jendela dan pintu
dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku.

Dalam doa malamku, kau menjelma denyut jantungku
yang dengan sabar bertahan terhadap rasa sakit yang entah batasnya
yang setia mengusut rahasia demi rahasia
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku.

Aku mencintaimu,
itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu.

Sapardi Djoko Damono

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda